Sumber Daya alam tambang yang melimpah rupanya belum dapat dijadikan ukuran untuk meningkatkan taraf hidup, padahal itu merupakan salah satu kekayaan yang tidak dapat diperbaharui alias bakal habis terkuras, banyak sekali issue yang berkembang antara lain :
a. Adanya kantong kemiskinan di sekitar usaha
b Rusaknya sarana transportasi yang justru sebenarnya dikhususkan untuk kepentingan masyarakat
c. Kurangnya kepedulian terhadap sekitar yang menyangkut ekosistim lingkungan
d.Tidak imbangnya hasil yang didapat dengan resiko pembangunan yang ditimbulkan yang membuat rugi pendapatan daerah.
jadi, pengelolaan SDA sebenarnya siapa yang beruntung? Masyarakat sekitar? belum tentu , Pemerintah Daerah? entahlah atau hanya bagi sekelompok orang tertentu saja? padahal anak cucu tidak mencicipi apa2 kenapa harus menangung resiko kemiskinan pendidikan, kemiskinan SDA, sekaligus kemiskinan harta nantinya?, belum lagi adanya issue tentang penjualan hasil tambang yang dipatok dg harga tetap en murah untuk puluhan tahun kedepan dg negara luar, plus tidak memberikan cadangan untuk kebutuhan dalam negeri sehingga kita terpaksa mempergunakan energi lain yang lebih mahal...dan ujungnya masyarakat yang menanggung biaya.......ini kesalahan terletak dimana?atau emang sudah ditakdirkan agar masyarakat nantinya diekspor menjadi TKW dengan pendidikan rendah untuk menuju liberalisasi ASEAN ?dan dijajah secara ekonomi perdagangan oleh negara tetangga kita?, semoga anak cucuku tidak akan demikian nantinya.....akan timbul nanti dan tidak lama lagi hati nurani yang berbicara yang akan mengkaji ulang semua kesalahan dan peluang kemajuan sehingga anak cucu siap bertanding di Era bebas Asean.., ini era Jambi Emas......semoga...
1 comment:
semoga pemerintah bisa memikirkan hal ini atau tenatng pengelolaan SDA, terimakasih infonya dan salam sahabat.
Post a Comment