lemahnya eksistensi disebabkan lemahnya manajemen kepemimpinan yang jauh dari manajemen partisipasi, yang menutup diri terhadap gejolak akar rumput dan public trusted yang dianggab sebelah mata dengan membuat pro/kontra yang bernilai legal tapi hampa dan terkesan mengada-ada, yang hanya mementingkan kesan pertama dalam membuat slogan dengan imaginasi kesan yang "wah" dan sangat membuai, namun sebenarnya membingungkan karena terlihat belum sejalan dengan asumsi imaginer yang alunkan.